Digambarkan tahapan iket Makutawangsa, pada tahap pertama disebut Opat Kalima Pancer atau dapat juga diartikan diri menyatu dengan unsur-unsur utama alam yaitu: Angin, Cai (Air), Taneuh (Tanah) dan Seuneu (Api). Kemudian segi empat tadi dilipat menjadi bentuk segitiga yang merupakan refleksi Diri, Bumi dan Negeri. Refleksi ini dikenal dengan sebutan Tritangtu dalam falsafah sunda. Kemudian lakukan lipatan sebanyak lima kali, disebut sebagai Pancaniti.
Pola iket Makutawangsa yang kalau dibalik menjadi Barangbang Semplak menghasilkan akhir pola ikatan ke atas dan ke bawah. Yang bermakna panceg ka luhur, tapi ulah pohang (melihat ke atas pada Sang Pencipta dan tidak sombong). Begitulah filosofi makutawangsa yang pada masanya dipakai oleh bangsawan kerajaan alias pemimpin yang tetap rendah hati, bentuk sosok pemimpin yang jarang ditemui pada masa ini.
sumber : http://www.isuk.tk/2014/09/iket-sunda-makutawangsa.html
0 komentar:
Posting Komentar